PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

 

APA YANG DIMAKSUD DENGAN ”PEMIMPIN PEMBELAJARAN  DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA”

Pemimpin pembelajaran memiliki peran dan tanggung jawab yang besar terhadap kemajuan dan kesuksesan pendidikan di sekolah, karena peningkatan hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh pemimpinan pembelajaran. Artinya, jika hasil belajar siswa ingin ditingkatkan, maka kepemimpinan yang menekankan pada pembelajaran harus diterapkan. Keputusan-keputusan pemimpin pembelajaran, secara langsung ataupun tidak langsung dapat menentukan arah dan tujuan suatu institusi/lembaga pendidikan, yang tentunya berdampak kepada mutu pendidikan yang didapatkan siswa.

Pemimpin pembelajaran juga harus mampu mengidentifikasi sumber daya yang ada disekolah, untuk dapat mengidentifikasi dan mengetahui sumber daya / aset yang dimiliki sekolah maka dapat menggunakan Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) dan Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thingking).

Pendekatan berbasis kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) biasanya akan fokus pada apa yang mengganggu apa yang kurang dan apa yang tidak bekerja segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif semakin lama secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang buta terhadap potensi dan peluang yang ada disekitar. Sedangkan Pendekatan berbasis aset/Kekuatan (Asset-Based Thingking)  merupakan cara praktis menemukenali hal-hal yang positif dalam kehidupan dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja yang menjadi inspirasi yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus peka dan paham dengan sumber daya yang ada di sekolah, dan kita harus mampu mengembangkan dan memanfaatkan semberdaya tersebut, baik kiat menggunakan Pendekatan berbasis aset/Kekuatan (Asset-Based Thingking) ataupun Pendekatan berbasis kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking). Mengidentifikasi sumber daya dengan tepat maka akan menghasilkan rencana-rencana atau program-program yang dapat memajukan sekolah dan seluruh komunitas sekolah.

Perbedaan antara pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan berbasis aset dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Berbasis pada kekurangan/masalah/hambatan

Berbasis pada aset

Fokus pada masalah dan isu

Fokus pada aset dan kekuatan

Berkutat pada masalah utama

Membayangkan masa depan

Mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan – selalu bertanya apa yang kurang?

Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut.

Fokus mencari bantuan dari sponsor atau institusi lain

Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan)

Merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah

Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan

Mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek

Melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan

(Green & Haines, 2010)

Asset-Based Community Development (ABCD) yang selanjutnya akan kita sebut dengan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA), Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (BKBA) berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas.  Selama ini komunitas sibuk pada strategi mencari pemecahan pada masalah yang sedang dihadapi. Pendekatan PKBA merupakan pendekatan yang digerakkan oleh seluruh pihak yang ada di dalam sebuah komunitas atau disebut sebagai community-driven development.

Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai dunia. Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Dengan demikian pendekatan ini melihat komunitas sebagai pencipta dari kesehatan dan kesejahteraan, bukan sebagai sekedar penerima bantuan. Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Kedua peran yang penting ini menurut Kretzman (2010) adalah jalan untuk menciptakan warga yang produktif

Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu:

 

1.      Modal Manusia

2.      Modal Sosial

3.      Modal Fisik

4.   Modal Lingkungan/alam

5.      Modal Finansial

6.       Modal Politik

7.       Modal Agama dan budaya

 

IMPLEMENTASI DI DALAM KELAS, SEKOLAH, DAN MASYARAKAT SEKITAR SEKOLAH DAN CONTOH HUBUNGAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA YANG TEPAT

Seluruh ekosistem sekolah memiliki peran dalam pengembangan aset sekolah, setiap individu dalam komunitas sekolah memiliki sumber dayanya masing-masing. Guru adalah sumber daya yang paling penting dalam mengidentifikasi dan mengembangkan sumber daya muridnya dalam kelas maupun luar kelas. Kepala sekolah merupakan sumber daya yang akan mengaktifkan semua aset sekolah berdasarkan sumber dayanya masing-masing dalam ekosistem sekolah, jadi setiap individu dalam suatu komunitas terutama komunitas sekolah, semuanya memiliki perannya masing-masing berdasarkan sumber daya yang dimilikinya yang dapat diaplikasikan berdasarkan Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) ataupun Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thingking).

Sumber daya dalam ekosistem sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari masyarakat sekitar, dan beberapa aset dalam masyarakat juga membantu keberlangsungan proses dalam ekosistem sekolah, karena masyarakat adalah penilai dan pengamat yang tepat terhadap perkembangan sekolah melalui jalur komite sekolah.

Setiap aset utama sekolah baik itu aset modal manusia, fisik, finansial, sosial, lingkungan , politik serta agama dan budaya adalah bertujuan untuk membantu dan mengembangkan proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.

KETERKAITAN MATERI  ”PEMIMPIN PEMBELAJARAN  DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA” DENGAN MATERI LAIN (modul 1 s/d modul 3) SELAMA MENGIKUTI PROSES PELATIHAN GURU PENGGERAK.

Mempelajari materi disetiap modul guru penggerak/PGP, yang dimulai dari modul 1 s/d modul 3 selama 9 bulan merupakan pengalaman yang luar biasa dengan berbagai ilmu yang betul-betul membuka mata, pikiran dan hati kami sebagai guru. Materi yang kami dapatkan mungkin pernah kami terima hanya 20% saja saat mengikuti mata kuliah Psikologi Pendidikan di S-1 dan S-2.

Guru adalah pemimpin pembelajaran yang juga merupakan pemangku kepentingan di sekolah yang memiliki hak dan kewajiban dalam pengambilan keputusan dan juga pemimpin yang mengelola sumber daya yang berdampak pada murid. Sebagai Pemangku kepentingan Guru harus menciptakan Budaya Positif dan Disiplin Positif dalam lingkungan sekolah dan masyarakat, budaya positif akan menciptakan individu yang memiliki pikiran positif, jiwa positif dan sikap serta tingkah laku yang positif. Seorang guru harus  mandiri, Reflektif, kolaborasi, inovatif dan berpihak pada murid, inilai nilai dan perannya guru. Menurut Ki Hajar Dewantara, Guru harus menjadi Penuntun, yang akan menuntun segala kodrat (kodrat Anak) yang ada pada murid, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat yang dapat diterapkan dengan proses Merdeka Belajar

Tujuan setiap pembelajaran adalah ketuntasan belajar murid, bagaimanakah kita guru dapat menciptakan suasana belajar yang berpihak kepada murid? jadi sebagai guru kita harus mampu memetakan kebutuhan belajar murid yaitu seperti Kesiapan belajar (readiness) murid, Minat belajar  murid  dan Profil belajar murid karena Pembelajaran berdiferensiasi selalu menyesuaikan pada kesiapan, minat dan gaya belajar siswa. Pembelajaran berdiferensiasi menerapkan merdeka belajar, proses merdeka belajar dijalankan dengan konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional karena Pembelajaran Sosial dan Emosional bertujuan memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi, menetapkan dan mencapai tujuan positif,  merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain, membangun dan mempertahankan hubungan yang positif serta membuat keputusan yang bertanggung jawab. 

Guru adalah pemimpin pembelajaran yang merupakan juga pengambil keputusan dalam setiap proses kegiatan di sekolah karena guru juga bagian dari pemangku kepentingan. Sebagai Pengambil Keputusan, guru harus sadar bahwa setiap keputusan pasti ada konsekwennsinya, pasti ada akibat implikasinya, jadi seorang pemimpin pembelajaran harus siap dengan kondisi tersebut. Mengambil keputusan harus memiliki kepekaan yang tinggi, jadi seorang pemimpin pembelajaran juga harus dibarengi oleh kemampuan coaching yang baik, karena dengan proses koaching kita bisa tau dan bisa mengambil keputusan sesuai dengan harapan orang banyak. Dengan strategi coaching maka pemimpin pembelajaran saat pengambilan keputusan memilki Kesadaran Penuh (Mindfulness). Kesadaran Penuh (Mindfulness) diperlukan supaya keputusan yang diambil menjadi lebih bijak dan tidak egois. Pengambilan keputusan harus memiliki nilai etika dan bertanggung jawab.

Pemimpin pembelajaran adalah pemimpin dalam pengambilan keputusan serta pemimpin dalan pengelolaan sumber daya dan perencana program yang berdampak pada murid. Membuat sebuah program harus memperhatikan beberapa hal, seperti tahapan membuat program mulai dari perencanaan hingga monitoring dan evaluasi atau dengan tahapan MELR dan setiap program harus memperhatikan Manejemen Resiko dan memberikan dampak yang positif serta bermanfaat bagi murid, baik secara lansung maupun tidak langsung, sehinga dapat menuntun murid untuk menemukan kodratnya sesuai dengan harapan dan cita-citanya.

 

HUBUNGAN ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH MENGIKUTI MATERI DAN PELATIHAN DALAM MODUL ”PEMIMPIN PEMBELAJARAN  DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA”

Sebelum mengikuti modul ini, mungkin pemahaman saya sebagai guru adalah bagaiman saya bisa membuat murid mau belajar dan bagaimana saya dapat membangkitkan kreatifitas dan minat belajar murid dan kadang hanya menjalankan program yang sudah dibuat.

Namun setelah saya mempelajari modul ini saya semakin paham bahwa guru bukan hanya menjalankan program yang sudah ada tapi guru harus terus membuat program program yang memberi dampak pada murid baik secara langsung atau tidak langsung, dan program tersebut bisa saja hanya lingkup kelas atau sekolah dan juga masyarakat, yang dapat dijalankan melalui Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset yaitu untuk mengelola sumber daya sekolah, karena pendekatan berbasis aset melihat kelebihan dan kekuatan dari sumber daya sekolah dan komunitas sekolah

 

Comments

Popular posts from this blog

RPP K-13 "SISTEM PENCERNAAN MANUSIA" SMA

PERAN ORGANISASI IGI DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI INDONESIA

PEMBUATAN PUPUK KOMPOS (Tugas 1.1..A.10)